"Information is not knowledge." Albert Einstein
Saat menggunakan second brain, kita akan mulai belajar tentang workflow untuk mengubah
informasi menjadi actionKenapa sih informasi kok harus jadi action?
Jawabannya adalah Dampak
Sekedar punya infomasi aja gak akan banyak berpengaruh terhadap kualitas hidup kita. Jadi jika ingin merasakan manfaat dari ilmu yang kita punya, maka rubah jadi action.

Kualitas hidup itu seperti apa?
- lebih produktif dalam menjalankan sebuah Project
- lebih punya bermanfaat untuk orang lain
- goal yang kita inginkan mulai banyak tercapai
- pengambilan keputusan yang lebih baik
- menyelesaikan apa yang kita mulai
- meminimalsir stress, dll
Stress karena dulu kita membuang waktu dan resource lain yg kita miliki
Stress karena merasa punya ilmu tapi melihat orang lain sukses walau sekilas secara keilmuan di bawah kita
akhinya muncul kata-kata,
“Andai saja dulu…”
I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who has practiced one kick 10,000 times. Bruce Lee
Gimana cara merubah dari ‘knowing’ menjadi ‘undestanding’?
Nah ini adalah inti dari materi GTD (Gettings Thing Done) dan pondasi dari second brain.
Pahami ini - baca lagi - cari refrensi lain dan take action!
Dalam GTD ada 5 langkah sederhana merubah informasi menjadi aksi

Capture (Catat)
Catat dulu semua informasi yg terlintas dipikiran (ide) atau apa yang menarik perhatian (informasi) kita baik offline atau online (internet). Gak peduli bagus jelek, penting atau tidak. Gak perlu dipikir, masukan dulu ke catatan.
Otak utama itu udah secara otomatis memfilter informasi, jika ada informasi yg menarik perhatian terutama hal2 positif yang terkait dengan ilmu, maka mungkin itu penting - segera simpan di second brain!
Clarify (Klarifikasi)
Disini kita mulai memfilter ulang, mana informasi yang actionable - terutama dengan PROJECT aktif yg sedang kita kerjakan saat ini. Jika tidak maka bisa pending di jadikan refrensi (ARCHIVE) untuk kita gunakan suatu saat nanti atau terakhir di abaikan saja (DETELE)
Organize (Organisir)
Mulai organisir informasi yang related dengan project aktif dengan menjadikannya ACTION PLAN seperti tentukan prioritas, atur deadline waktu, atau delegasikan jika sudah memili tim
Reflect (Renungkan)
Setelah semua terorganisir, cek ulang kembali semua informasi yg telah dicatat dan diorganisir. Apakah sudah sesuai prioritasnya? atau sudah selaras dengan goal (target) yang telah kita tentukan?
Engange (Aksi)
Waktunya take action, menyelesaikan semua plan yang sudah kita buat sebelumnya
Perbedaan signifikan yg saya rasakan saat eksekusi dengan workflow ini adalah lebih pede (yakin), karena action ini benar2 telah PROSES (capture, clarify, organize). Lebih matang daripada action yg bersifat spontan.
MAKE YOUR OWN WORKFLOW
Nah workflow ini bisa menjadi dasar kemudian dimodifikasi / disesuaikan dengan preferensi Anda
Contoh : Saya merubah reflect menjadi review
Stepnya jadi seperti ini
Capture - Clarify - Organize - Engange - Review
Karena saat organize, secara otomatis juga telah melakukan proses reflect
review saya lakukan di akhir untuk memastikan semua action plan berjalan sesai jadwal dan apakah berdampak terhadap project secara garis besar.
Saya yakin, sadar atau engga
semua proses diatas mungkin sudah biasa dilakukan secara otomatis oleh otak kita.
bedanya adalah di kualitas keputusan yg dibuat in shaa Allah jauh lebih baik
karena kita memindahkan beberapa informasi ke second brain, sehingga bisa membuat otak kita lebih tajam dalam melakukan PROSES (Clarify, Organize & Engange)
Masih kurang paham?
Jangan kuatir, berikutnya akan saya kirimkan 5 video implemtasi second brain ☺️
MSB (My Second Brain)
- Ingin segera punya tools untuk manajemen informasi dalam satu tempat?
- ingin merubah infromasi yg Kamu miliki menjadi Action?
[ BELI SEKARANG ]
Gunakan kupon MSBSERIES untuk mendapatkan diskon
Garansi 7 hari 90% Refund, jika Anda masih kesulitan menggunakan tools ini dan tidak mendapatkan solusi dari customer support
